dakandari ruang dalam (indoor) dan ruang luar (outdoor). Ruang-ruang publik tersebut dapat ditemui pada skala lingkungan dan skala kota. tidak melihat secara komprehensif dalam pe rencanaan tata ruangnya. Terlihat dari tipologi Kota Manado terbangun dari beragam konteks, baik budaya, agama hingga ruang sosial. Kon- Terjemahanfrasa LINGKUNGAN INDOOR DAN OUTDOOR dari bahasa indonesia ke bahasa inggris dan contoh penggunaan "LINGKUNGAN INDOOR DAN OUTDOOR" dalam kalimat dengan terjemahannya: Kotak ini bekerja di bawah lingkungan indoor dan outdoor . Dalampembelajaran sains dengan memanfaatkan sumber belajar di lingkungan outdoor pada anak usia 5-6 tahun di TK Islam Semesta Khatulistiwa Pontianak yaitu dengan LantaiOlahraga Dalam Ruangan. Ada berbagai jenis olahraga yang dimainkan di dalam ruangan termasuk bola basket, bola voli, gulat, tenis, dan trek, dan beberapa jenis permukaan olahraga dalam ruangan untuk mengakomodasi mereka. Saat memilih jenis lantai olahraga, Anda harus mempertimbangkan untuk apa fasilitas itu digunakan. Vay Tiền Online Chuyển KhoáșŁn Ngay. Cara Menata Lingkungan/ Ruang Belajar di Dalam Indoor PAUD –Lingkungan belajar, baik di dalam maupun di luar mempengaruhi apa dan bagaimana anak belajar. Lingkungan yang mengundang; mendorong dan membantu anak bereksplorasi, bereksperimen; memanipulasi benda dan alat main secara bermakna, menyenangkan, dan menantang kemampuan berpikir mereka membuat kegiatan pembelajaran menjadi semakin menyenangkan. Prinsip Menata Lingkungan/ Ruang Belajar di Dalam Indoor PAUD Penataan ruangan memperhatikan kebebasan anak bergerak, dengan memperhatikan Kelompok usia anak bayi, batita, atau prasekolah Jumlah anak yang akan dilayani , kebutuhan gerak setiap anak 3 m2 di luar yang terpakai loker, dan perabotan lainnya Lamanya anak dilayani di lembaga PAUD Dapat digunakan oleh berbagai kegiatan Antarruang kegiatan dibatasi oleh loker setinggi anak saat berdiri agar dapat diobservasi oleh guru secara menyeluruh Penataan ruangan memfasilitasi anak bermain sendiri, kelompok kecil, dan kelompok besar Aman, bersih, nyaman, dan mudah diakses oleh anak yang berkebutuhan khusus Mudah untuk dikontrol dapat dipantau secara keseluruhan Sentra balok dan sentra main peran saling berdekatan Sentra seni dengan sentra main bahan alam berdekatan Buku ditempatkan di setiap sentra atau di tempat tertentu yang mudah dijangkau semua anak. Sentra musik dan gerak lagu di tempat pijakan sebelum main tempat semua anak berkumpul. Sentra disusun lebih fleksibel agar dapat diubah sesuai dengan kebutuhan Cahaya, sirkulasi udara, sanitari, lantai/karpet bebas dari kutu, jamur, dan debu. Penggunaan cat tembok dan kayu tidak mudah luntur saat dipegang anak. Lantai tidak berbahan licin dan harusnya mudah dibersihkan. Stop kontak tidak mudah dijangkau anak. Pegangan pintu setinggi jangkauan anak, kecuali pintu pagar setinggi jangkauan orang dewasa Dinding sebaiknya tidak dilukis permanen. Warna perabot dan dinding menggunakan warna natural Bebas dari asap rokok, bahan pestisida, dan toxin. Bebas dari bahan yang mudah terbakar atau rapuh. Tips Menata APE Indoor Dalam Ruangan, KLIK DISINI Bagaimana Memilih Furnitur? Meja dan kursi untuk anak disesuaikan dengan ukuran anak, baik berat maupun ukurannya. Penyesuaian ukuran dengan kemampuan anak dimaksudkan agar anak nyaman menggunakannya, menghindari kecelakaan karena kesulitan anak menggunakannya. Di samping itu, anak dapat dilibatkan untuk turut membereskan meja – kursi apabila ruangan akan digunakan kegiatan lain yang tidak membutuhkan pemakaian meja dan kursi. Ujung meja dan kursi anak berbentuk tumpul tidak runcing. Loker tempat menyimpan alat main anak dan buku-buku bacaan anak setinggi jangkauan anak digunakan sebagai pemisah sentra bermain. Bila kursi plastik yang dipilih, pastikan cukup kokoh dan tidak licin bila ditempatkan di atas lantai. Bila alat furnitur yang dipilih berbahan kayu, pastikan cat yang digunakan aman bagi anak, tidak berbau, tidak mengandung toxin atau racun. Perhatikan permukaan furnitur kayu. Permukaan kayu yang kasar dapat melukai anak Apa yang Diperhatikan dalam Menempatkan Toilet? Toilet termasuk prasarana vital yang harus dimiliki satuan PAUD. Tempat ini harus dirancang dan dirawat dengan baik, karena selain untuk pembelajaran anak, tempat ini memudahkan penyebaran virus atau bakteri. Oleh karena itu, untuk toilet yang bersih harusnya memenuhi unsur berikut Toilet anak terpisah dengan toilet dewasa. Untuk toilet anak tidak memerlukan slot kunci. Pintu toilet anak cukup setengah badan. Ruangan toilet dekat dengan kegiatan anak agar mudah terawasi oleh guru. Tersedia air bersih yang bisa diakses anak secara mandiri. Tersedia sarana pembersih sabun cair dan pengering tangan tissue untuk pembiasaan pola hidup bersih dan sehat. Tersedia tempat pembuangan benda kotor. Lantai diusahakan selalu kering agar tidak licin dan bebas dari bau. Ukuran alat fasilitas kebersihan sanitary sesuai dengan ukuran anak agar anak dapat menggunakan dengan mudah dan mampu membersihkannya sendiri dengan mudah pula. Pencahayaan ruang toilet cukup baik dengan sirkulasi udara yang baik pula agar tidak mudah tumbuh jamur dan bau. Semua alat dan sanitary di ruang mandi selalu terjaga kebersihannya KLIK DISINI, Cara Menata Lingkungan Belajar LUAR RUANGAN Outdoor PAUD Portal pendidikan anak usia dini no. 1 di Indonesia, Kurikulum dan pembelajaran PAUD terbaru. Follow sosial media kami. PENGELOLAAN LINGKUNGAN BELAJAR OUTDOOR SEBAGAI PENDUKUNG AKTIVITAS BERMAIN DI PAUD Abstract Lingkungan belajar anak di PAUD dapat diklasifikasi menjadi dua yakni lingkungan belajar Indoor dan lingkungan belajar Outdoor. Dalam pengelolaan kedua lingkungan belajar ini dapat memiliki peran yang sangat strategis untuk menunjang aktivitas bermain anak. Dalam kegiatan konteks bermain, pengelolaan lingkungan belajar Indoor diyakini memiliki peran yang lebih sentral jika dibandingkan dengan lingkungan belajar outdoor. Lingkungan outdoor sendiri merupakan lingkungan yang berada di luar ruangan, dimana lingkungan ini merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari keberhasilan belajar yang ia peroleh melalui bermain yang sekaligus dapat mengembangkankan potensi yang dimiliki anak. Maka dari itu pengelolaan lingkungan belajar outdoor mengutamkan keamanan, kenyamanan dan kunci Lingkungan Belajar Outdoor, Bermain, PAUD. References Asmawati, Luluk dkk. 2008. Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta Universitas Terbuka. Husamah. 2013. Pembelajaran Luar Kelas Outdoor Learning. Jakarta Prestasi Pustaka. Mariyana, Rita dkk. 2010. Pengelolaan Lingkungan Belajar. Bandung Kencana. Meissa, Cici. 2014. Pengelolaan Outdoor Class dalam Menunjang Pendidikan Karakter. Skripsi. Malang Universitas Negeri Malang. Mulyasa. 20014. Manajemen PAUD. Bandung Rosda. Permendikbud. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 137 tahun tentang Standar Pendidikan Usia Dini DOI Metrics Abstract view 599 times PDF - 475 times Refbacks There are currently no refbacks. This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike International License. ABSTRAK Kebijakan pemerintah untuk melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh PJJ dimasa Pandemi Covid-19, berpengaruh besar pada perubahan pola aktivitas lingkungan bermain anak usia dini. Lingkungan rumah dan keluarga menjadi kunci utama keberlanjutan kegiatan pembelajaran. Artikel ini memberikan informasi bahwa orang tua berperan penting untuk menjamin keberlangsungan pembelajaran di masa pandemi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesiapan orang tua dalam memfasilitasi lingkungan bermain dan belajar anak di rumah selama masa Pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus yang melibatkan lima orang tua siswa sebagai subyek penelitian. Data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasilnya menunjukkan bahwa orang tua memerlukan bimbingan dalam memahami penyediaan lingkungan bermain untuk anak dan guru berperan dalam memberikan pemahaman, penguatan dan monitoring pada orang tua agar dapat mendampingi anak belajar selama masa pandemic, serta memastikan kebutuhan lingkungan bermain anak dapat terpenuhi. Kondisi dan situasi pandemic membatasi observasi kegiatan pembelajaran secara langsung, sehingga hal ini menjadi keterbatasan dalam penelitian ini. ABSTRACT The government's policy to implement Distance Learning PJJ during the Covid-19 Pandemic, had a major effect on changing the patterns of play environment activities in early childhood. Furthermore, the home and family environment are the main keys to sustainability of the learning activity. This article provides information that parents play an essential role in ensuring the continuity of learning during a pandemic. This study aims to analyze the readiness of parents to improve the play and learning environment of children at home during the Covid-19 pandemic. This uses a qualitative approach with a case study by involving the parents of five students as research subjects. In addition, the data were obtained through interviews, observations, and documentations. The results show that parents need guidance in understanding the provision of a play and the learning environment for children. The teacher plays a role in providing parents with understanding, strengthening and monitoring, hence enabling children to be assisted in learning during the pandemic period, as well as ensuring the needs of the child's play environment are fulfilled. Considering these results, pandemic conditions and situations limit direct observation of learning activities. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Volume 7 Nomor 2 2020 Halaman 16- 26Tumbuh kembang Kajian Teori dan Pembelajaran PAUDJurnal PG-PAUD FKIP Universitas SriwijayaWebsite jtk 2355-7443 eISSN2657-0785Kesiapan Orang Tua Dalam Menyediakan Lingkungan Bermain di RumahUntuk Anak Usia Dini Dimasa Pandemi COVID-19Dianti Yunia Sari1, Shinta Mutiara2, Aldila Rahma3Program Studi PG-PAUD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam NusantaraEmail pemerintah untuk melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh PJJ dimasa Pandemi Covid-19,berpengaruh besar pada perubahan pola aktivitas lingkungan bermain anak usia dini. Lingkungan rumahdan keluarga menjadi kunci utama keberlanjutan kegiatan pembelajaran. Artikel ini memberikaninformasi bahwa orang tua berperan penting untuk menjamin keberlangsungan pembelajaran di masapandemi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesiapan orang tua dalam memfasilitasi lingkunganbermain dan belajar anak di rumah selama masa Pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakanpendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus yang melibatkan lima orang tua siswa sebagai subyekpenelitian. Data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasilnya menunjukkanbahwa orang tua memerlukan bimbingan dalam memahami penyediaan lingkungan bermain untuk anakdan guru berperan dalam memberikan pemahaman, penguatan dan monitoring pada orang tua agar dapatmendampingi anak belajar selama masa pandemic, serta memastikan kebutuhan lingkungan bermainanak dapat terpenuhi. Kondisi dan situasi pandemic membatasi observasi kegiatan pembelajaran secaralangsung, sehingga hal ini menjadi keterbatasan dalam penelitian Kunciorang tua; lingkungan bermain; rumah; anak usia dini; pandemi Covid-19ABSTRACTThe government's policy to implement Distance Learning PJJ during the Covid-19 Pandemic, had amajor effect on changing the patterns of play environment activities in early childhood. Furthermore, thehome and family environment are the main keys to sustainability of the learning activity. This articleprovides information that parents play an essential role in ensuring the continuity of learning during apandemic. This study aims to analyze the readiness of parents to improve the play and learningenvironment of children at home during the Covid-19 pandemic. This uses a qualitative approach with acase study by involving the parents of five students as research subjects. In addition, the data wereobtained through interviews, observations, and documentations. The results show that parents needguidance in understanding the provision of a play and the learning environment for children. Theteacher plays a role in providing parents with understanding, strengthening and monitoring, henceenabling children to be assisted in learning during the pandemic period, as well as ensuring the needs ofthe child's play environment are fulfilled. Considering these results, pandemic conditions and situationslimit direct observation of learning parents; play environment; home; early childhood; the Covid-19 pandemicAvailable Online 5 November 2020/ ©2020 The Authors. Published by PGPAUD FKIP UniversitasSriwijaya. This Open access article under the CC BY SA Jurnal Tumbuhkembang Kajian Teori dan Pembelajaran PAUDEdisi November Volume 7 Nomor 2, 2020Page 16-26PENDAHULUANSebagai respon terhadap penyebaran Covid-19, sebagian besar provinsi di Indonesiamemutuskan untuk menutup total kegiatan sekolah. Akibatnya, sekitar 40 juta siswa dari tingkatpendidikan anak usia dini sampai pendidikan menengah, terkena dampaknya. KementerianPendidikan dan Kebudayaan telah mendorong inovasi pendekatan Pendidikan Jarak Jauh PJJOCHA, 2020. Pandemi ini membuat banyak kegiatan publik dialihkan di rumah, termasukproses pembelajaran pendidikan anak usia dini. Semua pihak baik itu guru, murid, dan orang tuamenjalani kehiduan baru new normal melalui pendekatan belajar menggunakan teknologiinformasi dan media elektronik agar pembelajaran dapat terus berlangsung Tanoto Foundation,2020. Banyak hambatan yang muncul dalam pelaksanaan PJJ, diantaranya kurangnyainfrastruktur, tidak ada akses ke internet dan komputer, serta orang tua memiliki tanggung jawabtambahan dalam mengawasi anak-anak dalam pembelajaran di rumah OCHA, 2020.Sebelum masa pandemi muncul, lingkungan keluarga, sekolah, maupun lingkunganmasyarakat sekitar dapat menjadi fasilitas untuk mendukung aktivitas bermain anak, namun padasaat pandemi Covid-19 berubah secara drastis. Lingkungan bermain anak termasuk yangmengalami perubahan. Saat ini lingkungan keluarga di rumah menjadi pusat utama kegiatanbelajar dan bermain tua menjadi guru utama anak selama masa pandemi sertadiharapkan dapat mendampingi, membimbing, mengarahkan, dan bahkan menggantikan peranguru di sekolah. Orang tua dapat membuat laporan perkembangan belajar siswa untuk guru danmengkomunikasikan hambatan dalam proses pembelajaran agar dapat dicari solusinya bersamaPramana, 2020. Pada kenyataannya, tidak semua orang tua dapat berperan sebagai guru disekolah. Banyak orang tua yang tidak telaten dalam dalam mendampingi belajar anak, sehinggapembelajaran cenderung monoton dan anak kurang termotivasi Primasari, 2020. Sekolahbeserta guru, komponen tenaga pendidik, dan orang tua harus merancang strategi agarpembelajaran terus berlanjut. Situasi pandemi membuat semua pihak harus dapat bekerjasama,bahu membahu, dan saling menghargai satu sama lain demi terwujudnya aktivitas pembelajaranyang optimal untuk untuk anak usia dini tersusun dari komponen berupa manusia, material,fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuanpembelajaran. Proses pembelajaran akan efektif apabila ditunjang dengan lingkungan dansuasana belajar yang kondusif. Kegiatan bermain yang memberikan kesempatan kepada anakuntuk berinteraksi dengan teman dan lingkungannya menjadi sesuatu yang perlu diprioritaskanMulyasa, 2012. Akan tetapi, dengan adanya kebijakan “social distancing” atau pembatasansosial berskala besar, mengubah semua pola pembelajaran yang selama ini dilakukan. Socialdistancing atau disebut juga physical distancing mengharuskan menjaga jarak dengan orang lainpaling tidak sejauh 1-2 meter, untuk mencegah penyebaran virus Centers for Disase Control andPrevention, 2020.Diperlukan kesiapan dan kerjasama yang baik dari semua pihak untuk menghadapiperubahan sporadis yang disebabkan oleh situasi Pandemi Covid-19. Pada kenyataannya, banyakpihak belum siap baik itu pada anak, orangtua, atau bahkan guru. Hal ini pula yang dialami olehorangtua siswa di Kecamatan Ujung Berung, Kota Bandung. Banyak hambatan yang dihadapidalam proses pembelajaran jarak jauh. Jurnal Tumbuhkembang Kajian Teori dan Pembelajaran PAUDEdisi November Volume 7 Nomor 2, 2020Page 16-26Dalam Pendidikan Anak Usia Dini, lingkungan bermain adalah fasilitas utama yangdibutuhkan anak untuk merangsang semua aspek perkembangan. Kondisi pandemi yangmengharuskan pembatasan fisik dan sosial, berakibat pada tidak beroperasinya sekolah danLembaga Pendidikan lainnya secara normal. Untuk itu, keterlibatan keluarga dan orang tuamemegang peranan yang sangat krusial dalam mendukung proses kegiatan pembelajaran berpendapat bahwa keterlibatan orangtua dalam membantu perkembangan danproses pembelajaran anak di sekolah terdiri dari 3 tahap yaitu; 1 hubungan kerjasama antaraorangtua, guru, dan pengasuh; 2 perencanaan yang baik dalam proses perkembangan dalamsuatu periode tertentu; dan 3 hubungan melalui saling berbagi dan berdiskusi tentangbagaimana memberikan pengalaman yang baik dalam menunjang perkembangan sertapertumbuhan anak Morrison, 2018.Lebih spesifik lagi, terdapat tiga pandangan terkait keterlibatan orang tua. Pertama,orientasi tugas yaitu orang tua diminta untuk mengecek apakah pekerjaan rumah yang diberikanoleh guru diselesaikan dengan baik oleh anak-anak mereka di rumah. Kedua, orientasi proses,yaitu orangtua diminta untuk turut serta berpartisipasi dalam beberapa kegiatan penting sekolahyang meliputi perencanaan kurikulum, pemilihan buku untuk bahan ajar, dan mengevaluasipengajaran yang disampaikan oleh guru. Ketiga, orientasi perkembangan, yaitu membantuorangtua mengembangkan kemampuan mereka dalam meningkatkan proses perkembangan anak-anak mereka baik di sekolah, maupun di rumah Morrison, 2018.Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa keterlibatan orangtua merupakan dariproses dalam menggunakan kemampuannya untuk menstimulasi seluruh aspek perkembangananak, sehingga bermanfaat baik bagi dirinya sendiri, anak, serta program pendidikan anaksekolah. Salah satu peran serta orang tua dalam memfasilitasi perkembangan anak yaitumenyediakan lingkungan bermain. Lingkungan bermain merupakan tempat atau area dalamruangan indoor dan luar ruangan outdoor agar anak mengembangkan potensi yangdimilikinya. Ketersediaan lingkungan bermain di rumah yang aman dan nyaman menjadi pentingbagi anak pada masa pandemi untuk melaksanakan “school from home” atau belajar di ini sejalan dengan pendapat Pearson dan Degotardi, bahwa pendidkan lingkunganmerupakan pembelajaran yang sangat penting dalam pendidikan anak usia dini Cutter-Mackenzie & Edwards, 2013. Dari pendapat lain, terdapat tiga pengalaman bermain terkaitdengan lingkungan sebagai area pembelajaran yaitu; 1 Open-ended play; 2 Modeled play; dan,3 Purposefully framed play. Pada ketiga teknik pengalaman bermain ini, terdapat adanyainteraksi keterlibatan guru atau orang dewasa dengan anak Cutter-Mackenzie & Edwards, 2013.Dari berbagai penjelasan tersebut, lingkungan bermain sangat berperan penting dalammenunjang perkembangan anak usia pandemi saat ini memaksa anak untuk belajar di rumah dengan orang tua sebagaiguru mereka. Beberapa penelitian yang berhubungan dengan peran orang tua dalam pendidikandimasa pandemi yaitu, peran orang tua dalam mendampingi anak dimasa pandemi. Secara umumorang tua berperan dalam membimbing, mendidik, menjaga, mengembangkan kemampuan anak,dan sebagai pengawas dalam kegiatan belajar anak di rumah Kurniati, Nur Alfaeni, & Andriani,2020. Penelitian lain yaitu pada kesiapan ibu dalam bermain bersama anak di masa belakang pendidikan ibu dan profesi pendidik tidak menjamin para ibu siap dalam Jurnal Tumbuhkembang Kajian Teori dan Pembelajaran PAUDEdisi November Volume 7 Nomor 2, 2020Page 16-26melakukan kegiatan bermain bersama anak selama masa pembatasan sosial berskala besarPSBB Fadlilah, 2020. Pandemi yang terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan perubahansecara sporadis di bidang pendidikan, menyebabkan banyak peluang untuk mengkajipelaksanaan pembelajaran jarak jauh. Oleh karena itu, tulisan ini difokuskan pada kesiapan orangtua dalam memfasilitasi lingkungan bermain di rumah untuk anak usia dini di masa pandemiCovid-19. Diharapkan artikel ini dapat menambah informasi penyelenggaraan pendidikan dimasa tanggap darurat bencana non alam dalam hal ini pandemi, khususnya dalam cakupanpendidikan anak usia PENELITIANPenelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus,yang mendeskripsikan kesiapan lingkungan bermain di Kecamatan Ujung Berung, KotaBandung pada bulan Maret sampai dengan Juni 2020. Metode kualitatif dipilih karenamerupakan studi yang mendalam menggunakan teknik pengumpulan data secara langsung dariorang dalam lingkungan alamiahnya dan studi kasus case study adalah suatu penelitian yangdilakukan terhadap suatu “kesatuan sistem” dapat berupa program kegiatan, peristiwa, atausekelompok individu yang terikat oleh tempat, waktu, atau ikatan tertentu Sukmadinata, 2013.Subyek penelitian yang terlibat adalah 5 lima orang ibu yang memiliki latar belakangpekerjaan yang berbeda-beda dan mempunyai anak usia dini yang usianya berbeda ini dipilih berdasarkan permasalahan kesulitan dalam melaksanakan proses PJJ dalammempersiapkan lingkungan bermain. Teknik pengumpulan data pada penelitian inimenggunakan observasi, wawancara, dan 1. Data Subyek PenelitianHASIL DAN PEMBAHASANLingkungan bermain anak usia dini menjadi salah satu faktor pendukung perkembangananak. Lingkungan disini semestinya memberikan rasa senang, gembira, aman, nyaman, danmenjamin kesehatan anak. Kriteria lingkungan tersebut seharusnya dapat memfasilitasi anakketika melakukan kegiatan belajar, namun di masa pandemi keterbatasan dalam penyediaanlingkungan bermain menjadi permasalahan utama. Berikut ini adalah hasil wawancara denganlima orang tua siswa yang diwakili oleh para D menyatakan bahwa mereka tidak menyiapkan lingkungan bermain apapunketika pembelajaran jarak jauh PJJ diberlakukan, dan hanya menunggu instruksi guru. Dmengutarakan bahwa anak lebih senang bermain di luar rumah seperti bermain sepeda, otopet,dan bermain layang-layang. D adalah orangtua yang bekerja sehingga tidak bisa menemani danmemfasilitasi anak dengan menyiapkan lingkungan bermain khusus ketika PJJ berlangsung. Jurnal Tumbuhkembang Kajian Teori dan Pembelajaran PAUDEdisi November Volume 7 Nomor 2, 2020Page 16-26Selain itu, D merasa keberatan karena biaya sekolah PAUD anaknya tidak berkurang, ditambahlagi dengan pembelian kuota internet yang harus selalu tersedia. Walaupun demikian, D tetapmerasa tenang karena anaknya lebih aman berada di lingkungan rumah selama masa pandemi. Dmenyebutkan bahwa waktu PJJ terbatas sehingga anaknya kurang memahami pembelajaran danberdampak terhambatnya pada tumbuh kembang. Hal ini membuat orangtua harus lebih banyakmengeluarkan tenaga dan ide untuk menyiapkan kembali seperti apa lingkungan bermain yangedukatif untuk anaknya. D mengemukakan pendapatnya mengenai keberlangsungan PJJ agarguru lebih komunikatif dan lebih memahami kondisi orangtua di rumah. Terlebih untuk orangtuayang bekerja akan kerepotan untuk menyiapkan lingkungan bermain yang sesuai denganinstruksi adalah seorang ibu rumah tangga mengutarakan kekhawatirannya jika anaknya masuksekolah seperti biasa karena pandemi. Oleh karena itu, S sangat mendukung PJJ dengan menyiapkan lingkungan bermain sesuai instruksi guru dari sekolah serta menemani anak ketikaPJJ berlangsung. Kesulitannya adalah terkadang guru menginstruksikan untuk menyiapkanmedia pembelajaran yang terkadang tidak tersedia dirumah, sehingga orang tua tetap haruskeluar rumah untuk membeli media tersebut. Anak tetap ingin masuk sekolah karena merasabosan terlalu lama di rumah. Untuk mengatasi rasa bosannya, S memberi izin anaknya untukbermain di lingkungan dekat rumah dengan teman sebayanya. S mengaku PJJ yang berlangsungmemang membosankan sehingga kadang-kadang anak kurang bersemangat mengikuti kegiatanyang diinstrusikan oleh guru. S mengharapkan anaknya mendapatkan fasilitas lingkunganbermain yang membuat anaknya lebih bersemangat. S juga keberatan mengenai PJJ yang tidaktepat waktu dan tidak tentu waktunya sehingga mengganggu jam tidur anaknya. S harus ekstrasabar dalam membujuk anaknya untuk mengikuti PJJ. Meskipun demikian, S merasa senangkarena guru aktif dalam memantau perkembangan anaknya melalui aplikasi media adalah seorang wirausaha dan sedang mengandung. R mengemukakan pembelajarananak selama pembelajaran jarak jauh tidak optimal. R mengaku tidak menyiapkan lingkunganbermain apa-apa untuk anaknya berkegiatan di rumah. PJJ membuat orangtua kesulitan baik darimenyiapkan media pembelajaran sampai menemani anak dirumah. Meskipun demikian, Rmerasa senang dapat melihat perkembangan anaknya sehari-hari dirumah. Perkembangan anaktetap di pantau oleh guru dan anak terlihat baik dalam meresponnya. R merasa bahwa sosialisasianak kurang terstimulus karena harus dirumah saja dan lingkungan bermain dirumah atau sekitarrumah kurang mendukung. R menyebutkan lingkungan bermain yang disiapkan olehnya adalahpermainan yang melibatkan motorik kasar, seperti berolahraga yang disarankan oleh dinaspendidikan. R juga mengutarakan bahwa anak terlihat senang-senang saja dan bersemangat. Rberharap anaknya dapat menikmati lingkungan bermain yang kondusif dan memfasilitasi prosestumbuh kembang anaknya walaupun terdapat kendala dan hambatan karena rumahnya yang tidakterlalu luas. Kendala tersebut membuat R khawatir anaknya kurang dapat mengeksploraktivitasnya dengan ruangannya yang orangtua lainnya E & N menyampaikan kegembiraannya selama PJJ karena merekaadalah guru PAUD sekaligus sebagai orangtua dirumah yang harus menyiapkan lingkunganbermain juga untuk anaknya. Mereka merasa nyaman dengan kondisi PJJ selama pandemi, Jurnal Tumbuhkembang Kajian Teori dan Pembelajaran PAUDEdisi November Volume 7 Nomor 2, 2020Page 16-26karena selain bisa bekerja sambil memfasilitasi tumbuh kembang anaknya, tetapi jugamempunyai waktu penuh untuk keluarganya. E dan N merasa lebih berat ketika harus berperanganda menjadi orangtua dan guru di waktu yang memang bersamaan ketika pembelajaran jarakjauh berlangsung. E dan N mengutarakan kekhawatiran mengenai perkembangan sosialisasianaknya dan murid-muridnya menjadi sedikit terhambat karena biasanya di sekolah berinteraksidengan banyak teman. Di lingkungan sekitar rumah mereka tidak ada teman sebaya anaknya. Edan N juga berusaha untuk tidak banyak merepotkan orangtua dirumah ketika PJJ denganmenyiapkan fasilitas bermain yang sulit, namun dengan menggunakan bahan dan alat yangmemang sedia dirumah. E dan N mengharapkan orangtua dapat berperan aktif dalam prosespembelajaran dirumah dan dapat bekerja sama untuk menunjang perkembangan anak. E justrumengkhawatirkan tugas-tugas yang diberikan oleh guru pada anak justru dikerjakan olehorangtuanya, atau orangtua melaporkan hasil pekerjaan anak, padahal anak tersebut tidakmengerjakannya. Hal ini kadang dilakukan oleh orangtua karena “agar cepat selesai”, padahal itubukanlah tujuan utama proses pembelajaran. Kejadian ini kemungkinan besar menghambatproses tumbuh kembang anak. E dan N juga menyampaikan bahwa tidak sedikit orangtua yangmemang antusias terhadap PJJ. Mereka semangat berkomunikasi dengan guru mengenaikemajuan perkembangan anaknya dan tidak berkeberatan mengenai biaya sekolah yang tidakberkurang. Para orangtua tersebut terlibat aktif penuh dalam proses PJJ. Hingga pembelajaransemester genap berakhir, merekapun tetap terlihat antusias menyambut pembelajaran dengandaring berikutnya di tahun ajaran fakta-fakta tersebut, kesiapan penyediaan lingkungan bermain bagi anakberhubungan dengan pemahaman orang tua. Pada umumnya, orang tua belum menyiapkanlingkungan bermain dengan optimal. Latar belakang pendidikan orang tua tidak berpengaruhterhadap kesiapan penyediaan lingkungan bermain. Mereka sebatas memahami bahwa prosespembelajaran untuk anak cukup dengan membiarkan mereka bebas bermain. Faktor internallainnya lebih menjadi kendala bagi orang tua orang tua dalam menyediakan sarana dan prasaranabermain untuk anak. Hal ini berdampak pada kesiapan lingkungan bermain yang terbatas padaalat dan bahan yang hanya tersedia di dalam rumah indoor dan di luar rumah outdoor.Terdapat berbagai faktor yang mepengaruhi perilaku orang tua dalam menyediakan lingkunganbermain bagi anak mereka, orangtuaDi masa pandemi, pekerjaan orangtua diduga menentukan berjalannya pembelajaran waktu orangtua tersita dalam bekerja, semakin sulit orangtua untuk menemani anakketika pembelajaran daring berlangsung teutama dalam menyiapkan lingkungan bermain yang difasilitasi bukan berdasarkan minat anak melainkan keinginan orangtua yang disesuaikan dengan tersedianya alat dan bahan yang ada di rumah sehingga anak kurangtermotivasi dan akhirnya bermain bebas sesuai kebutuhannya. Jurnal Tumbuhkembang Kajian Teori dan Pembelajaran PAUDEdisi November Volume 7 Nomor 2, 2020Page 16-26Status sosial ekonomi keluargaKondisi ekonomi di masa pandemi cukup menentukan kesiapan lingkungan bermain anakdi rumah selama pembelajaran daring. Orangtua mengungkapkan bahwa mereka keberatan untuktetap membayar biaya sekolah dan harus mengeluarkan biaya kuota untuk pembelajaran ini membawa dampak kepada proses pembelajaran anak. orang tua lebih focusmencari penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari sehingga pelaksanaan PJJkurang sekitar rumahLingkungan pun menentukan lingkungan bermain anak, seperti ada atau tidaknya temansebaya, fasilitas bermain anak yang aman baik indoor atau outdoor yang mendukung anak untukbermain sehingga melalui lingkungan bermain tersebut anak diharapkan dapat bermain denganbebas, senang, aman dan nyaman, serta anak tidak merasa jenuh ataupun bermain indoor maupun outdoor harus dapat menunjang kemajuanperkembangan anak, selalu diawasi, ditinjau kembali agar dapat dapat menjadi nilaipembelajaran bagi anak. Seperti yang dikemukakan Kantz 2004, bahwa lingkungan bermain diluar outdoor dapat mengembangkan kemampuan kognitif, sosial emosional dan orang tua dalam memfasilitasi lingkungan bermain anak, menunjukkan bahwaorang tua belum memahami proses pembelajaran dalam mempersiapkan lingkungan bermainuntuk anak usia dini yang nyaman, aman, dan menyenangkan. Syarat lingkungan bermain yangmenyenangkan menurut Montessori yaitu; 1 accessibility and availability mudah diakses dantersedia; 2 freedom of movement and choice kebebasan bergerak dan memilih; 3 personalresponsibility tanggung jawab; 4 reality and nature nyata dan alami; 5 beauty andharmony indah dan selaras Isaacs, 2010.Gagne menyatakan bahwa kejadian-kejadian pada lingkungan bermain akan sangatberpengaruh pada hasil belajar anak. Lingkungan bermain untuk anak usia dini hendaklahdilakukan melalui pertimbangan yang matang karena akan berpengaruh terhadap perkembangananak Mariyana, Nugraha, & Rachmawati, 2010. Didukung oleh pandapat lain yang menyatakanbahwa lingkungan yang sistematis, terencana, dan teratur akan membantu mendapatkan responyang sesuai dari setiap anak Semiawan, 2002. Maka diharapkan, semakin baik persiapanlingkungan bermain anak, akan semakin baik pula dampaknya terhadap perkembangan anakMariyana et al., 2010.Pentingnya menyediakan lingkungan bermain yang baik untuk anak usia dini dapatmerangsang dan mengembangkan potensi anak, khususnya menstimulasi enam aspekperkembangan anak. Untuk itu, maka penting bagi orang tua dalam mempersiapkan lingkunganbermain. Pada situasi pandemi Covid-19, guru dan orang tua masih berusaha untuk mencarisolusi yang memudahkan proses pembelajaran untuk anak usia dini sehingga capaianperkembangan anak tetap tercapai. Salah satu cara dalam proses pembelajaran jarak jauh PJJsaat ini yaitu, guru mentransfer berbagai materi dan alat bahan mengajar kepada orang agar orang tua dapat menyediakan lingkungan bermain yang dapat meningkatkancapaian perkembangan anak. Jurnal Tumbuhkembang Kajian Teori dan Pembelajaran PAUDEdisi November Volume 7 Nomor 2, 2020Page 16-26Cara tersebut sesuai dengan pendapat Cutter-Mackenzie & Edwards, 2013, terkaitdengan bentuk kegiatan bermain yang melibatkan lingkungan sebagai area tersebut yaitu Open-ended play,Modeled play, dan Purposefully framed play yaitu, pengalaman bermain terbuka dimana guru diwakili orang tua membekali anakdengan materi, dengan keterlibatan dan interaksi minimal. Kegiatan ini memungkinkan anakuntuk mengeksplorasi materi sebagai dasar pembelajaran. Modeled play yaitu, pengalamanbermain dimana orang tua mengilustrasikan, menjelaskan, dan mendemonstrasikan danPurposefully framed play yaitu, pengalaman bermain di mana orang tua memberikan peluangbermain yang melibatkan interaksi antara anak dengan orang tua. Konsep ini memungkinkananak menggunakan material dengan interaksi minimal dengan orang dewasa, sebagai social, emosional, kognitif, fisik motorik, bahasa dan seni pada anak usiadini berkembang pesat dan dipengaruhi oleh lingkungan bermain mereka. Pengalaman denganlingkungan fisik, dapat memiliki efek jangka panjang pada tumbuh kembang anak. Selain itu,kualitas dan fasilitas tataruang akan mempengaruhi motivasi guru maupun orang tua untukmeningkatkan kinerja mereka, sehingga berpengaruh terhadap hasil akademik anak Shaari &Ahmad, 2016.Pengadaan lingkungan bermain sebagai area pembelajaran bertujuan untuk menggalipengalaman anak sesuai materi yang diberikan. Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhiproses pembelajaran jarak jauh PJJ dalam masa pandemi, maka guru harus berupaya untuktetap memberikan pemahaman dan penguatan kepada orang tua secara berkala sesuai dengantingkat kesiapan orang tua dalam memfasilitasi lingkungan bermain. Bagaimanapun jugakeluarga adalah pendidik pertama bagi anak dan orangtua memiliki pengaruh terhadapperkembangan anak dan nilai-nilai penyediaan lingkungan bermain oleh orang tua untuk anak di rumah tua yang dapat memfasilitasi lingkungan bermain anak, memanfaatkan alat dan bahanyang tersedia di rumah sebagai media belajar. Ada juga orang tua siswa yang tidak menyiapkansarana bermain secara khusus, dan hanya menunggu instruksi guru. Faktor-faktor yangmempengaruhi perilaku orang tua dalam menyediakan lingkungan bermain bagi anak yaitu,pekerjaan, status social ekonomi keluarga dan lingkungan sekitar diharapkan tetap memberikan pemahaman secara bertahap kepada orang tua dalammelakukan stimulasi pembelajaran kepada anak sesuai dengan tahapan usia ini dilakukan untuk mendukung agar proses pembelajaran dapat terus berlangsung selamabelum berkahirnya masa pandemi, meskipun dilakukan di rumah dalam penelitian ini adalah keterbatasan dalam melakukan komunikasi danmonitoring dengan orang tua. Situasi dan kondisi di masa pandemi menyebabkan komunikasihanya dilakukan menggunakan media sosial, sehingga proses kegiatan bermain anak di rumahtidak dapat teramati secara langsung. Disarankan untuk penelitian berikutnya, agar melakukanvisitasi ke rumah siswa tentunya dengan protokol kesehatan yang ketat, agar prosespembelajaran di rumah selama masa pandemi dapat diamati dengan lebih optimal. Jurnal Tumbuhkembang Kajian Teori dan Pembelajaran PAUDEdisi November Volume 7 Nomor 2, 2020Page 16-26DAFTAR PUSTAKACenters for Disase Control and Prevention. 2020. Social Distancing Keep a Safe Distance toSlow the Spread. Retrieved from A., & Edwards, S. 2013. Toward a model for early childhood environmentaleducation Foregrounding, developing, and connecting knowledge through play-basedlearning. Journal of Environmental Education,443, 195– A. N. 2020. Strategi Menghidupkan Motivasi Belajar Anak Usia Dini SelamaPandemi COVID-19 melalui Publikasi. Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini,51, 373. B. 2010. Bringing the Montessori Approach to your Early Years Practice 2nd ed..New York K. R. 2004. Understanding the outdoor play environment for preschool children inchild care should we just let ’em go? Iowa State University. E., Nur Alfaeni, D. K., & Andriani, F. 2020. Analisis Peran Orang Tua dalamMendampingi Anak di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan AnakUsia Dini,51, 241. R., Nugraha, A., & Rachmawati, Y. 2010. Pengelolaan Lingkungan Belajar. JakartaPrenada Media G. S. 2018. Early Childhood Education Today 14th ed.. New Jersey H. E. 2012. Manajemen PAUD 1st ed.. Bandung PT. Remaja 2020. Indonesia Multi-Sectoral Response Plan to COVID-19. Retrieved from C. 2020. Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini PAUD Dimasa PandemiCovid-19. Indonesian Journal of Early Childhood Jurnal Dunia Anak Usia Dini,22,115–124. H. P. 2020. Tantangan Dalam Pembelajaran PAUD pada Masa Pandemi. RetrievedNovember 5, 2020, from C. R. 2002. Belajar dan Pembelajaran dalam Tarap Usia Dini Pendidikan Jurnal Tumbuhkembang Kajian Teori dan Pembelajaran PAUDEdisi November Volume 7 Nomor 2, 2020Page 16-26Prasekolah dan Sekolah Dasar. Jakarta M. F., & Ahmad, S. S. 2016. Physical Learning Environment Impact on ChildrenSchool Readiness in Malaysian Preschools. Procedia - Social and Behavioral Sciences,222,9–18. N. S. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung PT. Remaja Foundation. 2020. Tantangan dan Solusi Pengajaran PAUD di Masa November 5, 2020, from ... Playground environment management is fundamental and needed to achieve early childhood learning goals. In early childhood education, the children's playground environment is the leading facility required to stimulate all aspects of development N. A. Lestari & Waluyo, 2021;Sari et al., 2020;Siregar & Sriyolja, 2020. The management of the early childhood playground environment into a single unit can support the success rate of learning, in this case, indoor and outdoor playground environment, parenting, and the learning process Mariyana & Setiasih, 2018;Raihana et al., 2020;Susanti, 2018. ... Sefri Yanti yanti YantiErni MunastiwiAjeng Ninda UminarThe application of effective playground environment management can improve the quality of daycare TPA services. This study aims to describe the effective management of the playground environment in enhancing the quality of services at Daycare. The research method uses a qualitative descriptive approach. The study's data sources were one manager, five educators, and two accompanying teachers. Data collection techniques using documentation, observation, and interviews. The data analysis technique uses data triangulation techniques through data reduction, presentation, and conclusion drawing. The results and findings showed that effective playground environment management improves the quality of services implemented at was through several stages, including the planning, implementation, and evaluation stages. The planning stage determines business opportunities, meeting facilities and infrastructure standards, learning strategies, the quality of educators for education staff, and service programs. The implementation stage is done by implementing an integrated service program through holistic services. Furthermore, the evaluation stage is done by reporting the implementation and evaluation of activities in the teacher council and foundation meeting forums held in monthly meetings. This management can be used as a reference as a means of effective play management for children's play. Erni MurniartiDuring the Covid-19 Pandemic, all school activities are carried out at home, including teaching and learning processes ranging from the student of Elementary, Junior High, and Senior High. Even universities in Jakarta. The teacher's job is to teach at school, now turning to parents to accompany their children to study at home. Parents' responsibilities increase and work at home, coupled with children's assistance with online or online systems. Before the Covid-19 Pandemic, the problem of teaching children was fully handed over to teachers in schools. However, after the Covid-19 Pandemic, responsible children learn to turn to parents at home who are not necessarily ready to play a role as a substitute for teachers. The problem in this study is how the readiness of parents to accompany children in online learning? The theory used is the theory of CMC Computer-Mediated Communication. This research's informant comprises elementary, junior high, and high school children who accompany children to learn online selected by random sampling. This research method is descriptive quantitative that describes parents' readiness level as a companion of children to study online. The results showed that 96% of parents are very ready to accompany children to learn online, 92% instruct children to learn online according to the schedule of learning at school, 82% of parents do not understand the children's lessons, and 16% of parents become grumpy accompanying learning and 47% become stressed. Dan Chen, L., & Chen, L. 2016. In an e-learning environment, students are responsible for their own studies and actively participate in managing the learning process. It is recommended when the teacher gives the assignment to the child, accompanied by how to do it on a gadget or notebook to Nurul FadlilahPenelitian ini bertujuan untuk meneliti strategi guru Kelompok Bermain KB TK Al-Huda Kota Malang dalam menghidupkan motivasi belajar siswa demi menjaga keberlangsungan pendidikan dalam kebijakan Study From Home SFH pada masa pandemi COVID-19. Peneliti menggunakan jenis pendekatan penelitian kualitatif deskriptif dengan subjek penelitian yaitu guru kelas serta siswa Kelompok Bermain KB di TK Al-Huda Kota Malang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam serta dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk strategi guru untuk menghidupkan motivasi belajar siswa dalam kebijakan SFH di tengah wabah COVID-19 adalah dengan publikasi hasil kerja tugas siswa yang terbukti dapat menghidupkan motivasi belajar siswa. Hambatan yang ditemui guru yaitu berkenaan dengan aspek orang tua peserta didik, sarana pembelajaran, dan kreativitas guru. Manfaatnya berupa tumbuhnya motivasi belajar siswa, melatih kedisiplinan siswa, serta membantu meningkatkan kedekatan antara orangtua dan anak. Cipta PramanaInfeksi Covid-19 dinyatakan sebagai pandemi yang menyebar ke seluruh belahan dunia. Infeksi coronavirus jenis baru yang misterius dan sangat infeksius. Penyebaran yang begitu cepat sehingga dibutuhka cara-cara terbaik yang efektif untuk mencegah pemularannya. Metode yang paling baik untuk memutus rantai penularan adalah dengan menjaga jarak fisik physical distancing dan menjaga jarak sosial social distancing selama vaksin belum ditemukan. Tulisan ini membahas tentang dampak pandemi terhadap dunia pendidikan khususnya Pendidikan Anak Usia Dunia PAUD dan mencoba menguraikan tentang proses pembelajaran baru dengan sistem belajar jarak jauh agar sistem pendidikan dan pembelajaran tetap berlangsung dengan baik. Abstract Covid-19 infection is stated as a pandemic that spreads to all parts of the world. A new, mysterious and highly infectious type of coronavirus infection. The spread is so fast that the best effective ways to prevent transmission are needed. The best methods for breaking the chain of transmission are by maintaining physical distancing and maintaining social distancing as long as the vaccine has not been found. This paper discusses the impact of a pandemic on the world of education, especially World Age Education PAUD and tries to describe the new learning process with distance learning systems so that the education and learning system continues to run KurniatiDina Kusumanita Nur AlfaeniFitri AndrianiArtikel ini bertujuan untuk mengetahui peran apa saja yang dirasakan orang tua selama mendampingi anak di masa pandemi Covid-19. Metode yang digunakan studi kasus melalui wawancara dengan analisis tematik pada 3 Ayah dan 6 Ibu. Hasil menunjukkan bahwa secara umum peran yang muncul adalah sebagai pembimbing, pendidik, penjaga, pengembang dan pengawas. Secara khusus peran yang muncul yaitu menjaga dan memastikan anak untuk menerapkan hidup bersih dan sehat, mendampingi anak dalam mengerjakan tugas sekolah, melakukan kegiatan bersama selama di rumah, menciptakan lingkungan yang nyaman untuk anak, menjalin komunikasi yang intens dengan anak, bermain bersama anak, menjadi role model bagi anak, memberikan pengawasan pada anggota keluarga, menafkahi dan memenuhi kebutuhan keluarga, dan membimbing dan memotivasi anak, memberikan edukasi, memelihara nilai keagamaan, melakukan variasi dan inovasi kegiatan di rumah. Diperlukan panduan bagi orang tua dalam membantu mendampingi kegiatan anak yang berbasis pada kebutuhan anak selama pandemi dan physical environments significantly affect children's development. Malaysian government efforts to improve the quality of preschool education shows lack of emphasis on the physical environment. Despite improvements, school readiness is reportedly moderate. Currently, minimal evidences suggest a direct link between the physical environment and school readiness in Malaysia; therefore, this study aims to investigate and propose a clear relationship between these two aspects through literature review. Findings are hoped to help stakeholders to better understand and attract more interest as well as research into this matter to help Malaysia establish better preschools in the education represents a growing area of interest in early childhood education, especially since the inclusion of environmental principles and practices in the Australian Early Years Learning Framework. Traditionally, these two fields of education have been characterized by diverse pedagogical emphases. This article considers how teachers in particular see different types of pedagogical play, such as open-ended play, modeled play, and purposefully framed play as providing opportunities for young children and teachers to develop knowledge through experiences about environmental education in early childhood settings. As a result of findings based on our qualitative research study involving early childhood teachers and children, an emerging model for thinking about environmental education in early childhood is proposed as a way of integrating these pedagogical emphases traditionally associated with environmental and early childhood education. Avenues for future research associated with this model are also IsaacsHave you ever wondered what the Montessori approach is all about and whether it can be used to benefit the young children in your setting? This book will answer all your questions and more. It includes details about the Montessori approach. examples from specialist Montessori schools and nurseries. examples of non-specialist settings implementing Montessori principles for the benefit of the children. practical activities. advice on planning and assessment the outdoor play environment for preschool children in child care should we just let 'em go?K R KantzKantz, K. R. 2004. Understanding the outdoor play environment for preschool children in child care should we just let 'em go? Iowa State University.Indonesia Multi-Sectoral Response Plan to COVID-19OchaOCHA. 2020. Indonesia Multi-Sectoral Response Plan to COVID-19. Retrieved from Dalam Pembelajaran PAUD pada Masa PandemiH P PrimasariPrimasari, H. P. 2020. Tantangan Dalam Pembelajaran PAUD pada Masa Pandemi. Retrieved November 5, 2020, from Post Views 551Indoor playground dan outdoor playground memiliki perbedaan. Playground atau biasa disebut dengan taman bermain anak merupakan salah satu fasilitas yang sering senangi dan ditunggu oleh anak-anak. Tidak hanya memberikan kebahagiaan dan hiburan, taman bermain anak juga merupakan tempat yang tepat bagi anak Anda untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Taman bermain playground sendiri memiliki 2 jenis yang banyak digunakan, dan umum dikalangan masyarakat yaitu taman bermain indoor dan taman bermain outdoor. Ingin tahu lebih lengkap tentang playground? Simak artikel selengkapnya. Apa itu Playground?Perbedaan Indoor Playground dan Outdoor PlaygroundIndoor PlaygroundOutdoor PlaygroundApa itu Playground?Wahana playground pada dasarnya adalah taman bermain yang menyenangkan untuk anak-anak. Keberadaan playground tidak hanya untuk bermain tetapi juga untuk belajar tentang apa yang ada di sekitar kita. Mengajak anak untuk belajar tidak harus selalu berlangsung di tempat formal seperti sekolah atau halaman. Bahkan, sambil bermain, anak Anda bisa belajar banyak. Salah satu cara untuk membantu anak berkembang adalah dengan mengajak anak bermain di playground. Saat bermain, biarkan anak bereksplorasi sebanyak mungkin, karena begitulah cara anak belajar. Peran orang tua di sini tentu sangat kini kebanyakan orang tua tidak mau membiarkan anaknya bermain di luar ruangan karena takut jatuh, terluka, dan pakaiannya kotor. Namun, Anda tidak perlu khawatir, karena mengajak anak bermain playground bisa bersih loh tanpa perlu kotor-kotoran. Baca juga Proses Perakitan Rangka Playground Indoor Perbedaan Indoor Playground dan Outdoor PlaygroundDok. Happy Play Indonesia – Project Indoor Playground di Ambarawa, SemarangIndoor PlaygroundJika Anda melihat dua kata ini Indoor playground’ dan outdoor playground’ Anda sudah langsung melihat perbedaannya. Kata indoor’ dan’ outdoor’ merupakan istilah dari bahasa Inggris yang berarti dalam ruangan’ dan luar ruangan’. Jika digabung dengan kata playground indoor diartikan sebagai taman bermain yang ada di dalam ruangan, sedangkan outdoor playground adalah taman bermain yang ada di luar ruangan. Selain penempatan playground yang di dalam atau diluar ruangan, kedua playground tersebut memiliki perbedaan yang terlihat jelas, indoor playground biasanya dapat ditemukan di pusat perbelanjaan atau tempat wisata. Misalnya di Mall, beberapa Mall sudah menyediakan playground untuk anak-anak bermain, sekaligus tempat bagi orang tua menikmati waktu bersama anaknya. Begitu juga tempat wisata, beberapa dari mereka menyediakan indoor playground sebagai fasilitas atau wahana bermainnya. Jika ingin menikmati wahana indoor playground Mall, Anda perlu mengeluarkan sejumlah uang untuk setiap paket atau waktu sesuai yang Anda inginkan, lalu nikmatilah berbagai fasilitas dan berbagai permainan di indoor playground. Ingin tahu lebih lengkap apa itu indoor playground baca juga Manfaat Bermain di Luar Ruangan Bagi Anak dan Macam PermainannyaDok. Happy Play Indonesia – Project Outdoor Playground di Karawang, Jawa BaratOutdoor PlaygroundSama dengan namanya, outdoor playground adalah area bermain anak yang dilakukan dan berada di luar ruangan atau outdoor. Umumnya outdoor playground disediakan di taman kota, taman alun-alun, taman perumahan, fasilitas rumah sakit, fasilitas klinik, apartemen dan lainnya sebagai pendukung ruang anak tahu, bahwa bermain sangat penting bagi anak-anak. Oleh karena itu permainan anak-anak sangat bagus. Kehadiran outdoor playground sebagai fasilitas umum sangat penting untuk memberikan anak ruang bermain sekaligus pembangunan fisik dan perkembangan psikomotorik anak, membantu meningkatkan perkembangan anak, termasuk orang tua yang ingin berekreasi, bermain dan menikmati suasana taman. Jika tadi indoor playground dapat dibisniskan, dengan membuat ketentuan membeli tiket masuk wahana bagi pengunjung yang ingin bermain mengajak anaknya di playground. Berbeda dengan outdoor playground yang bisa dibilang cukup sulit untuk dibisniskan, biasanya outdoor playground dibuat untuk menunjang bisnis bukan untuk fokus bisnis playground. Namun, jika Anda memiliki bisnis lain seperti kolam renang, Anda bisa menyediakan playground khusus di dalam air seperti waterplay dan water playground pada wahana atau tempat wisata waterpark. Waterplay adalah sebuah taman bermain anak, yang di dalamnya ada playground berisi ember tumpah, spray ring, water cannon, water pillar, mushroom water, octopus spray, bucket group splash, water slides feature, dan water playground. Kedua taman bermain baik indoor playground atau outdoor playground, memiliki fungsi dan manfaat baik tumbuh kembang anak, permainannya dapat dinikmati baik di darat atau di air, dan keduanya sama-sama seru, membuat pengalaman keren anak bermain, ketahui lebih lengkap tentang playground dan dunia anak hanya di Happy Play juga Mengenal Apa Itu Indoor Playground Simak manfaat playground yang sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak pada halaman ini – Manfaat Playground untuk Anak

lingkungan bermain indoor dan outdoor